Pendidikan di Cina : Dari
konfusianisme hingga komunisme
Tradisi skolastik
Di awal sejarahnya, Cina sudah
memliki karya tulis nyata yang dinamakan “ the classics-Klasik”. Yang paling
penting adalah lima klasik yaitu yang terdiri dari :
1) Kitab
perubahan ( book of changes) atau kitab ketuhanan ( book of divination)
2) Kitab
sejarah ( book of history)
3) Kitab
syair ( book of odes ) atau kitab nyanyian ( book of songs)
4) Catatan
ritual ( the records of rituals) atau kitab upacara keagamaan ( book of rites)
5) Catatan
musim semi dan musim gugur (The spring and autumn annals)
Konon
konfisius mempunyai andil dalam tiap-tiap karya tersebut minimal sebagai
pemberi komentar. Cendikiawan kedua setelah konfisius yang berperan dalam
pembentukan tradisi ajaran konfisius adalah mensius (372-289 S.M ). Masyarakat
cina menghormatinya dengan sebutan second saga ( orang bijak kedua). Kitab
mensius dan analects menjadi inti dari kumpulan karya klasik baru. Cendikiawan
besar di masa Sung, Chu His (1130-1200) menggabungkan kedua teks tersebut
dengan dua esai paling masyhur dalam five classics, yaitu the great learning
dan the doctrine of the mean, dan menjadi empat kitab. Keempat karya ini sampai
abad 20 menjadi rangkaian pelajaran dasar bagi seluruh cendekiawan muda cina
yang bercita-cita tinggi.Pendekatan paling umum dalam dalam penelaahan
pemikiran konfisius ialah dengan membaca Analects, sedangkan analects berisi
serangkaian peribahasa sngkat dan jenaka yang kebanyakan keluar dari konteks.
Seorang penulis memberi kesan bahwa menganalisa pandangan global konfisius
dengan membaca analects sama artinya dengan mempelajari literatur barat dengan
membaca bartlett’s familiyar quotations.
Seorang
sarjana atau cendikiawan penganut sejati ajaran konfisius adalah orang yang
menempatkan ilmu pengetahuan di atas segala-galanya.Konfisius selalu mendorong
murid-muridnya untuk membuat pengetahuan orisinil dan menhindari peniruan.Para
illmuwan barat yang melihat minimnnya kreativitas dan kesustraan cina sering
diingatkan pada perumusan pengetahuan humanistic di Eropa abad 16 dan
menyebutnya dengan istilah Ciceronianisme.
Pendidikan dan sekolah pada sejarah
awal Cina
Sebelum
masa konfisius kepala Negara petrnal
(dari pihak ayah), kaisar, pada pelaksanaanya menjadi guru agungdan seluruh
rakyat adalah muridnya. Kaisar mengajar dengan teladan dan perintah.Murid-murid
yang baik diberi penghargaan dengan memberikan jabatan pemerintah, sedangakan
murid yang tidak patuh dihukum dengan di denda atau pengasingan. Semua orang
yang ingin mendapat sebutan sebagai kaum terpelajar wajib memiliki pengetahuan
beberapa seni kuno yang sudah di tentukan .Pada dasarnya Negara yang ideal
adalah sekolah yang ideal. Seorang penulis menjabarkan kurikulum periode chou
meliputi enam sifat kebajikan, enam tindakan terpuji, dan enam illmu. Dapat
disimpulkan bahwa pada abad kedua sebelum masehi, seorang anak laki-laki yang
panadai sudah bias menempuh jalur pendidikan yang bersambung dari sekolah
sampai universitas. Dalam dinasti tang (618-907), para penganut konfisius telah
mendirikan beberapa sekoalah ahli. Seluruh pembahasan tentang pendidikan formal
pada awal sejarah cina hanya ditunjukan untuk anak laki-laki.Pendidikan anak
perempuan tidak diperhatiakan.Gadis-gadis keturunan bangsawan mungkin saja
mendapat prngajaran tatakrama sesuai dengan harkatnya, sedangkan gadis-gadis
biasa hanya diajari illmu memasak dan membuat pakaian.
Bantahan dan masukan bagi
konfusianisme
Kepercayaan
ajaran konfisius merupakan pengaruh yang paling meresap dalam sejarah cina,
namun tidak pernah benar-benar menguasai bidang intelektual.Kekuatan-kekuatan
yang terkadang berhasil menandingi kebesaran konfisiusme diantaranya adalah
Toisme, Legalisme, dan Budhisme. Toisme bias disebut juga agama, juga sebagai
aliran filsafat. Sebagai agama, toisme membangun teologi, kesustraan, dan kuil
sendiri yang sering kali merupakan peniruan atas agama budha yang sangat karya
warna. Selama berabad-abad , tosme dan budhisme menjadi agak bersifat
konfisius, sedangakn konfusianisme nyata sekali diwarnai aliran-aliran ini.
Doktrin konfusianisme dan toisme saling melengkapi dalam banyak hal, berjalan
berdampingan layak dua aliran yang berpengaruh dalam pemikiran dan kesustraan
cina di kemudian hari. Para penganut toisme tak banyak menaruh harapan akan
manfaat pendidikan bagi manusia, para penganut toisme terang terangan menolak
pendidikan formal disekolah.
Aliran
pemikiran cina klasik ketiga adalah legalisme. Ahli piker utama yang membri
inspirasi para penganut lagalisme adalah Tsun Tzu .Tsun Tzu dikenal sebagai
guru sekaligus politisi.Filasafat legalisme, sebuah doktrin leviathan versi
cina, disebut demikian karena ajaran-ajarannya yang menekan hokum sebagai sebuah
sarana untuk mencapai tujuan.Anegara ideal yang diinginkan penganut legalis
terkadang serupa dengan masyarakat tradisional yang diimpikan pengikut taois,
karena kedua kelompok ini sama-sama tidak menyakini pemberian hak suara atau
kekuasaan terhadap rakyat.
Agama
budha atau budhisme memasuki cina dari india sekitar abad ke 1 melalui rute
perdagangan yang melintasi gurun asia tengah. Budhisme sangat memperhatikan
sisi sepiritual dan estentis manusia, sebagai orang miskin dan sengsara dapat
menemukan penghiburan dalam ritual dan keheningan yang lazim dalam kepercayaan
orang baru.Budhisme semakin lama semakin berpadu dengan gagasan toisme dan
konfusianisme dan mencapai kedudukan sedemikian rupa sehingga cina dari abad 3
hingga 9 kerap dianggap sebagai Negara budha.
Renaisans pendidikan
Dinasti
sung melihat adanya kekuatan besar pada kemajuan budaya cina dan perkembangan
aliran filsafat dan sastra baru yang dikenal dengan Neo konfusianisme. Dalam
masa ini pula elemen-elemen budhisme, toisme, dan legalisme tidak kuasa menolak
untuk melebur dengan aliran utama konfusianisme.Para penganut neo konfusianisme
adalah kaum tradisionalis sekaligus reformasi. Tradisi mereka coba lestarikan
dan pembaharuan yang mereka sebar luaskan dapat dilihat pada tulisan-tulisan
kreatif pemikiran terbesar pada periode Sung, yaitu chu hsi (1130-1200 SM).
Tulisan-tulisan chu his memperlihatkan keagungan sekaligus keterbatasan ajaran
konfusius. Sampai saat itu, dengan segenap kejangkauan minat dan aspek terjang
keillmuannya, chu his tidak pernah membiarkan perhatiannya keluar dari jalur
humaniora kepada illmu alam maupun illmu social. Pola pendidikan yang ada pada
akhir dinasti sung berlangsung nyaris tanpa perubahan selama 6 abad berikutnya.
Kronologi khas pada periode sung dan pasca sung dimulai saat putra-putra
keluarga kaya atau kelas menengan umur 7 tahun. Materi dasar yang banyak
diberikan adalah three character classic disebut demikan karena tiap kalimat
dalam buku ini hanya berisi tiga karakter huruf.Huruf-huruf tersebut disusun
sedemiakan rupa sehingga ketika dibaca menghasilkan efek berirama yang
memudahkan pembaca untuk mrnghafalnya.Seiring dengan meningkatnya kemampuan
membaca dan menulis seorang anak laki-laki diwajibkan menguasai pelajaran yang
lebih sulit seputar pengertian terperinci tentang bakti anak kepada orang tua.
Ujian untuk menjadi pejabat
pemerintahan
Beberapa
kali dinyatakan bahwa cina sebelum abad ke 19 belum memiliki sekolahan.Yang ada
hanyalah system pemerintahan.Ujian untuk menjabat sebagai pemerintah memang
sudah lama berpengaruh besar pada sasaran dan muatan pendidikan cina dari
segala tingkatan.Ujian ini adalah salah satu kesempatan untuk menduduki jabatan
pemerintahan, khususnya pemuda cina bercita-cita tinggi yang bukan keturunan
bangsawan maupun keluarga kaya.
Ujian
untuk menjadi pejabat pemerintahan sudah bermula sejak zaman pra-konfisius,
sekitar awal periode hsia dan shang. Terkadang ujian tersebut digunakan sebagai
pengganti system pendidikan dan terkadang bertindak sebagai pelengkap pada
institusi pendidikan tinggi. Cendikian sung kembali menegaskan bahwa the four
books dan the five classic harus tetap menjadi inti pendidikan seorang sarjana.
Tahap-tahap berikut ini menunjukan jalur yang lazim ditempuh cedekiawan cina
yang sukses sejak abad 17 hingga abad 20 :
1) Ujian
masuk ditingkat local
2) Ujian
masuk gelar pertama, diadakan di ibukota wilayah
3) Ujian
untuk mendapat gelar kedua, chu jen diadakan di ibukota propinsi.
4) Ujian
tingkat nasional untuk meraih gelar chin shih di adakan di ibukota Negara
5) Ujian
yang dilakikan oleh kaisar. Calon-calonyang berhasil akan memperoleh jabatan
dan akan memasuki dinas pemerintahan.
Pengaruh Kristen dan barat
Kontak eksistensi
pertama di cina dengan gagasan spiritual dan pendidikan barat merupakan hasil
usaha misonaris katholik dan prostestan eropa. Sejumlah tokoh greja Kristen
yang paling berpengalaman mendatangi cina, mislnya pndeta agung Jesuit francis
Xavier dan matthew ricci. Abad 17 barangkali adalah abad yang paling
menguntungkan bagi para misionaris katholik cina.Misionaris Jesuit pertama kali
tiba di cina melalui makao pada abad 16 dan snagat piawai dalam menarik pemeluk
baru. Misonari Jesuit berupaya
mempelajari pengetahuan cina sekaligus menjadi guru Kristen.
Upaya
misionari katholik menjadi terusik ketika pada 1704, paus memperkuat pernyataan
inkuisisi yang melarang orang Kristen mengikuti tatacara konfisuis atau upacara
pemujaan leluhur.Pembubaran serkat Jesuit pada 1773 menambah panjang daftar
kemalangan greja katholik di cina.Persebaran misi prostestan baru dimulai
setelah menunggu usainya perang besar ( 1839-1844 dan 1856- 1860).
Bahasa dan Ilmu Pengetahuan
Bahasa
Cina memainkan peran penting dan khas dalam ilmu pengetauan dan pendidikan
karena dua alas an utama yang bersejarah. Pertama, selama bertahun-tahun,
bahasa sastra Cina-bahasa tulisan yang menggunakan para sarjana zaman modern
maupun zaman kuno menjadi bahsa yang digunakan secara terbatas dan kebanyakan
tersisih dari kehidupan sehari-hari. Gaya satra yang sangat kaku dan singkat
mulanya dikembangkan untuk menghemat upaya-upaya yang tidak perlu. Sehingga
dikemudian hari, gaya bicara ilmiah menjadi lebih santai, sarana teknik
penulisan pun diperkenalkan, namun bentuk bahasa sastra tidak mengalami
perubahan. The Classics sangat diagungkan sehingga banyak aliran ilmuwan meniru
gaya bahasanya.
Alasan
kedua mengapa bahasa memiliki hubungan penting dengan ilmu pengetahuan di Cina
adalah kompleksitasnya. Sebagaian bahasa Cina ideografis dan sebagian lagi
fonetis. Para ilmuwan meyakini, semula karakter (huruf) dalam bahasa Cina
memang melambangkan bunyi, sekarang seluruh karakter bahasa Cina memang melambangkan
bunyi, namun sekarang bahasa Cina harus dianggap sebagai pictogram, ideogram,
dan fonogram. Dengan demikian, satu halaman karakter Cina terdiri dari
unit-unit terpisah.
Kondisi
bahasa Cina semakin diperumit ketika karakter-karakter sederhana yang hanya
memiliki satu makna digabungkan dengan karakter lain untuk menciptakan makna
baru. Seperti yang dikatakan Fairbank :
Bagian-bagian dalam
bahasa Cina itu sendiri sederhana. Bahasa Cina menjadi sulit karena ada begitu
banyak bagian, begitu banyak makna dan kiasan yang harus diingat.
Masalah
lain yang muncul dari sifat dasar bahasa Cina disebabkan oleh bentuknya yang
hemat dan kurangnya karakter yang melambangkan gagasan modern. Masalah pertama
mulai nampak ketika diketahui bahwa dua karakter saja kerap mengungkapkan
sebuah gagasan yang memerlukan kalimat panjang dalam bahasa Inggris. Bentuk
yang hemat dan ringkas itu menyebabkan pengaburan makna dan salah penafsiran
sehingga menjadi penyebab tidak jelasnya makna The Chinese Classics. Bentuk
yang hemat, ditambah dengan kegagalan menyesuaikan kosakata dengan tuntunan
modern, telah menunjukan bahwa bahasa Cina tidak memadai untuk menyampaikan
gagasan yang sudah umum bagi sebuah masyarakat modern.
Orang
Cina moden diperkirakan harus mengetahui minimal 3000 karakter hanya untuk
mendapat predikat bebas buta huruf saja, sementara seorang sarjana harus
menguasai sekitar 30.000 karakter. Dengan demikian, di satu sisi, kompleksitas
bahasa dan gaya sastranya yang formal telah memisahkan sarjana Cina dari dunia
luar, dan di sisi lain menghabiskan begitu banyak waktu sehingga hanya sedikit
energy yang tersisa bagi pelajaran-pelajaran Cina untuk mempelajar bahasa baru
atau minat lain.
Pendidikan di Masa Republik
Selama
abad 19, dengan berat hati Cina membuka pintunya bagi orang-orang Barat.
Setelah pecah beberapa perang dengan tentara Barat, sema pejabat Cina kecuali
yang paling keras kepala, menyadari perlunya dilakukan perubahan besar jika Cina
ingin memperoleh tempat terhormat di antara Negara-negara dunia. Awalnya,
cendikiawan Cina menuntut agar ilmu pengetahuan Barat dapat dikuasai dengan
baik oleh para cendikiawan terdahulu, sedangkan pelajar-pelajar Cina hanya
perlu mendalami The Classics untuk menemukan semua konsep ilmiah yang penting.
Kenaifan
sikap pejabat Cina tampak jelas pada sebuah peristiwa yang terjadi di tahun
1872. Saat itu 120 pelajar Cina dikirim ke Amerika Serikat untuk belajar ilmu
pengetahuan Amerika, ini merupakan tanggapan atas tuntutan gigih seorang
sarjana muda Cina beberapa tahun sebelumnya. Elemen-elemen yang lebih progresif
berharap agar pelajar-pelajar itu ketika kembali akan mempelopori gebrakan
menuju modernisasi. Namun ditunjukan dengan sikap para pejabat dalam masa itu,
sejumlah langkah diambil untuk meyakinkan agar para pelajar tidak dicemari oleh
gagasan-gagasan dan ilmu pengetahuan Barat. Puncaknya, sarjana Konfusius Klasik
juga ikut mengawal kelompok pelajar tersebut untuk memastikan moral mereka
tidak rusak oleh gagasan-gagasan Amerika.
Sampai
akhir abad 19, Cina masih enggan mengambil langkah-langkah drastic yang
diperlukan ntuk menempatkan lembaga-lembaganya di atas landasan ilmiah. Namun,
ada dua peristiwa yang meramalkan revolusi abad 20. Peristiwa pertama terjadi
pada tahun 1895, Cina dikalahkan dalam perang oleh bekas muridnya, jepang, dan
menjadi penghinaan besar bagi rakyat Cina. Peristiwa kedua pada tahun 1898,
dibawah pengaruh sekelompok kecil pembaharu yang penuh semangat, kaisar dipaksa
mengeluarkan serangkaian dekrit komperhensif yang meliputi hamper semua segi
kehidupan masyarakat Cina yang terkendali, termasuk perombakan system ujian
pejabat pemerintahan dan memperkenalkan aplikasi ilmiah. Namun langkah ini
dianggap terlalu drastis oleh para konservatif di lingkungan kaisar. Untuk
mempertahankan diri dari infiltrasi lanjutan gagasan Barat, Tz’u His kembali
dari peristirahatan untuk melancarkan coup d’etat ang berhasil
Awal Mula Sistem Modern
System
pendidikan modern Cina diresmikan dalam masa kekuasaan kaum konservatif yang
terakhir. Sebuah komisi nasional mengemukakan kesimpulan-kesimpulan yang
kemudian menghasilkan rencana sistematis pengembangan pendidikan. Rencana
tersebut dirancang tahun 1903, meliputi peraturan struktur organisasi baru berupa
system pendidikan multijalur dengan jalur akademik meliputi sekolah dasar lima
tahun, sekolah menengah lima tahun, sekolah tinggi tiga tahun, dan universitas.
Sekolah dikontrol dan diawasi oleh Kementrian Pendidikan yang dibentuk tahun
1903. Setelah terbentuk, Kementrian Pendidikan melepaskan diri dari hubungan
edukasional dengan Mentri Kebudayaan. Kurikulum semua tingkat dalam system
pendidikan baru ini sebagian besar masih The Classic, namun beberapa bahasa
asing dan pelajaran Barat mulai diperkenalkan pada tiap tingkat.
Pemerintahan
Tz’u His tidak bertahan lama karena gelombang perubahan tak terbendung lagi.
Ketidakpuasan atas pemerintahan monarki Cina memuncak pada tahun 1912 dengan
berdirinya Negara republik. Selama satu
setengah dasawarsa berikutnya, tokoh-tokoh revolusioner berusaha mengenalkan
kepada rakyat, prinsip-prinsip yang melandasi pemerintahan baru tersebut, serta
berdamai dengan golongan pemberontak, namun tak banyak berhasil. Komintang dari
partai politik yang didirikan Sun Yat Sen, pendiri partai republic Cina yang
telah mengalami perombakan, secara bertahap di bawah kepemimpinan kilk militer
muda yang dipimpin Chiang Kai Shek, secara paksa mulai mencanagkan semacam
persatuan di Cina.meningkatnya stabilitas politik menghasilkan kemajuan ekonomi
dan industry serta berbagai bidang lainnya, dan Cina tampak akan mengalami
renaisans kecil. Namun rencana ini sekonyong-konyong terhenti karena pecah
perang dengan Jepang pada 1937
Tujuan
pertama pemerintahan republic adalah persatuan national dan kekuatan
militer.hasil penting dari penggunaan luas gagasan-gagasan asing dalam
mengimplementasikan tujuan nasional adalah penggabungan antara militarism dan
pendidikan. Kegiatan yang diseponsori sekolah, seperti ruang kelas dibuat
bernuansa setengah militer. Pelatihan militer diwajibkan di lembaga pendidikan
menengah dan tinggi. Cina sedang mengalami perubahan, dari negeri
pejabat-sarjana menjadi negeri pelajar-prajurit.
Kemajuan dan Masalah yang Muncul
Mereka
yang membentuk arah politik dan filsafat republic tidak melihat adanya konflik
antara tujuan nasionalis dengan tujuan demokratis. Pada 1924 Sun Yat Sen
mengumumkan rencana San Min Chi I (tiga asas Rakyat), yang meliputi sasaran
nasionalisme, demokrasi, dan sumber nafkah rakyat.
Dr.
Sun menegaskan, ketiga asas yang diusulkannya itu serupa dengan asas yang
dinyatakan oleh Abraham Lincon. Namun, dalam mendefinisikan “sumber nafkah
rakyat, Dr Sun menggunakan istilah sosialisme dan komunisme, serta mengusulkan
perlunya penyetaraan kepemilikan tanah dan regulasi modal guna menerapkan asas
tersebut.
Tujuan-tujuan
tersebut disetujui oleh pelaku-pelaku pendidikan. Mereka pun berupaya
menyesuaikan diri dengan tujuan pendidikan Negara. Kesadaran akan nilai
kebudayaan dan ras bangsa sendiri. Disiplin dan kepatuhan pada hokum pemerintah
republic ditekankan pendidikan ilmiah mendapat status resmi dari pemerintah
suatu respek baru diarahkan pada kaum buruh. Dalam mewujudkan tujuan pendidikan
baru, para pendidik Cina berulang kali meneladani Amerika dan para pendidiknya
yang progresif. Selama tahun-tahun idealistis pasca perang Dunia I, Jhon Dewey
pada khususnya menggerakan imajinasi pemuda Cina melalui analisanya dan
slogan-slogannya.
Masalah
bahasa yang berbelit-belit menjadi hambatan dalam meluaskan kesempatan pendidikan
dan memupuk nasionalisme. Untuk mengatasi kesulitan-kesulitan tersebut
pemerintah Cina mendorong gerakan untuk
pengajaran di sekolah untuk semua pelajaran dilakukan dalam bahasa yang baku.
Pengadopsian bahasa Mandarin sebagai bahasa resmi pengajaran di tingkat dasar
merupakan langkah besar dalam menciptakan bahasa bersama bagi masyarakat Cina.
Langkah-langkah mempersatukan bahasa tulisan juga berhasil sebagian . Alphabet
fonetis dukembangkan dengan persetujuan pemerintah dan digunakan secara luas di
sekolah maupun literature popular. Pengembangan ttulisan fonetis ini bukan
mengganti karakter Cina tetapi untuk membakukan percakapan. Terakhir dengan
tidak adanya lagi dukungan pemerintah, gengsi bahasa sastra yang sulit dan
bertele-tele merosot tajam.
Pendidikan
bagi semua kalangan tidak pernah menjadi tujuan Konfusianisme ataupun gerakan
ideologis lain yang berkuasa di masa pra-Republic Cina. Mayoritas pembaruan
pendidikan yang dipaparkan sejauh ini ternyata tidak membawa hasil yang cukup
dalam, ini terjadi karena selama masa Republik terus-menerus terjadi perebutan
kekuasaan intern yang menghambat pengawasan dan pelaksanaan pendidikan. Namun
pandangan kearah kondisi ada setiap tingkat pendidikan, pendidikan para guru,
serta control administrasi pendidikan dapat dijadikan sebagai landasan
perspektif untuk menelaah perubahan yang dibawa komunisme pasca Perang Dunia
II.
Pendidikan
Dasar. Menurut sejarah, pendidikan dasar kurang di perhatikan dalam agenda
pendidik Cina disbandingkan pendidikan menengah dan universitas. Dalam
ketergesa-gesaannya untuk segera menghasilkan pemeimpin, Cina pada awal 1870
mendirikan lembaga pendidikan tinggi modern, namun baru pada awal abad 20,
peran penting sekolah dasar mendapat pengakuan.
Sejak
tahun 1920, di bawah Kementrian Pendidikan, dicanangkan rencana jangka panjang
untuk memperluas kesempatan pendidikan dasar bagi setiap anak di Cina. Waktu
pelaksanaan rencana ini terus berubah dan ketika Perang Cina-Jepang pada 1937,
wajib belajar masih belum terwujud. Meskipun jumlah murid sekolah dasar
mengalami peningkatan dua kali lipat antara tahun 1915 dan 1930.
Kelemahan
dan permasalahaan yang bertumpuk-tumpuk menimpa pendidikan dasar Cina pada
1930-an menggakibatkan banyak kekurangan yang umum terjadi di semua tingkat
pendidikan di Cina. Pertama, metode pembiayaan sekolahn dasar menghambat
pencapaian tujuan pendidikan universal. Uamh yang didapat melalui pajak tidak
cukup untukmenjalankan sekolah.
Kelemahan
utama kedua dari sekolah dasar di Cina terletak pada kurikulum dan metode.
Sejumlah langkah telah diambil pada awal pemerintahan republic guna
menghapuskan The Classic dan memasukan kurikulum modern, tetapi guru-guru Cina
tidak memiliki pemahaman professional untuk menjalankan kurikulum baru itu
seperti yang seharusnya.
Singkatnya,
sekolah dasar di bawah pemerintahan republic paling tidak sudah meningkatkan
kemampuan baca tulis semipraktis, namun hamper-hampir tidak dapat berfungsi
sebagai pendidikan terakhir padahal, pendidikan dasar bagi mayoritas siswa
merupakan pendidikan terakhir.
Pendidikan
Menengah. Semasa pemerintahan republic republic, pendidikan menegah merupakan
sebutan bagi institusi yang dirancang untuk tiga tujuan yang berbeda, yaitu
sekolah menengah umum atau sekolah menengah akademik yang menuju ke
universitas, kemudian dua kelompok sekolah menengah terakhir, yaitu sekolah
guru dan berbagai macam sekolah kejuruan. Lama pendidikan di sekolah kejuruan
bervariasi, mulai dari dua hingga enam tahun, tergantung ketrampilan yang di
ajarkan. Sekolah guru mendidik guru sekolah dasar dengan lama pendidikan tiga
sampai lima tahun. Setelah direvisi pada tahun 1922, sekolah menengah umum atau
akademik deselenggarakan dengan tiga tahun pertama untuk pendidikan umum dan
tiga tahun selanjutnya untuk penjurusan.
Banyak
kelemahan yang terdapat pada sekolah menengah. Pengajaran yang kaku lebih
mengutamakan hafalan dari pada menumbuhkan rassa ingin tau siswa. Tradisi kuat
pendidikan di Cina yang menganggap rendah materi praktis dan kejuruan, semakin
menghalangi sekolah menengah untuk mengembangkan barbagai program.
Pendidikan
Tinggi. Setelah diperbaharui pada tahun 1922, lama pendidikan institusi
perguruan tinggi di Cina umumnya adalah empat tahun. Pendidikan tinggi
diperjelas pada tahun 1929 dengan adanya pendefinisian tiga jenis institusi,
yaitu sekolah tinggi swasta, dan sekolah tinggi teknik
Pendidikan
Keguruan. Profesi guru di Cina secara garis besar muncul bersamaan dengan
pengenalan system pendidikan modern menjelang abad 20. Sekolah guru umum
mendidik guru sekolah dasar tinggi, sedangkan institusi pendidikan lain
dirancang untuk mempersiapkan guru taman kanak-anak dan sekolah dasar rendah.
Namun pada prakteknya, kebanyakan guru sekolah dasar adalah pria dan wanita
muda yang hanya mengenyam sekolah menangah umum selama satu atau dua tahun
tanpa menerima pendidikan profesi.
Pengawasan
dan Administrasi. Tradisi panjang Cina yang mempertahan kan kepemimpinan
pemerintah namun memberikan kebebasan kepada daerah. Kementrian Pendidikan
melakukan pengawasan langsung atas sekolah-sekolah nasional.
Pembiayaan
penyelenggaraan pendidikan dibagi-bagi pula di antara tingkat administrasi yang
berbeda. Pendidikan tinggi dibiayai dari anggaran belanja Negara sedangkan
sekolah menengah dan dasar sebagian besar mengandalkan tunjangan dari khas
propinsi dan distrik
Meskipun
pemerintah propinsi dan distrik banyak memikul tanggung jawab dalam
melaksanakan upaya pendidikan, desentralisasi control sangat rendah. Dengan
bergulirnya pemerintahan republic, salah sau factor yang terbukti menyulitkan
upaya tokoh-tokoh pendidikan di Cina adalah berbagai jenis institusi pendidikan
Jepang dan Barat terutama Amerika yang sudah di transfer ke Cina. Institusi
barat ini menuai banyak kritikan karena tidak memiliki akar budaya di negeri
Cina yang agraris, dan tidak memiliki fasilitas maupun staf yang berkualitas.
Sekolah-sekolah
“asing” yang banyak dibawa misionaris Kristen juga menuai kritikan, baik dari
para pendidik yang dating berkunjung maupun pendidik pribumi. Namun kritikan itu lebih banyak
diyunjukan pada aktivitas misionaris daripada kekecewaan atas kurikulum sekolah
misi.bahkan asosiasi pemuda Cina menyatakan
“Bahwa kami menolak keras pendidikan Kristen yang merusak semangat
nasional rakyat kita dan di selenggarakan dengan berlandaskan program
kebudayaan untuk meruntuhkan peradaban Cina”. Dengan demikian para mahasiswa
menunjukan sikap keras mereka kepada ideology”asing” dan semangat mereka untuk
menunjukan karakter bangsa.
Sikap
anti Kristen kebanyakan pemuda dan cendikiawan Cina tersebut mungkin ada
kaitannya dengan larangan-larangan pemerintah Cina dalam dua dasawarsa setelah
berdirinya Negara republic. Akhirnya 1920-an, gerakan anti-Kristen dalam
sejumlah peristiwa meletus menjadi kekerasan. Banyak misionaris dan pengikut
Kristen Cina terbunuh oleh kelompok ekstrim. Menjelang 1930, sebagian besar
misionaris protestan meninggalkan daerah pedalaman menuju pusat-pusat kota yang
lebih aman.
Pendidikan sebagai Media Komunise
Kedatangan
Komunisme di Cina tidak berarti pemutusan hubungan sama sekali dengan
kecenderungan social yang telah ada di masa republic. Dalam tahun 1930-an dan
1940-an, ketika Komunis dan Kuomintang saling meraih kekuasaan.
Sejak
awal, kaum komunis memperlihatkan keinginan untuk mendobrak dengan cara baru.
Pada tahun 1927 Mao Tse tung menjadi tokoh penting dalam pemberontakan petani
propinsi Hunan. Mao menemukan bahwa konfusianisme telah menempatkan rakyat Cina
ke dalam system otoritas yang buruk.
Keempat
system otoritas tersebut harus di hapus karena dianggap bisa menghambat agenda
komunis. Dengan demikian sebelum tahun 1930, sudah diambil sejumlah langkah
awal dalam rangka merubah Cina menjadi sebuah “pemerintahan dictator oleh
rakyat”
Peranan Baru
Pendidikan
sudah memainkan peran dominan dalam agenda kaum komunis sejak awal mula
kegiatan signifikan mereka, bahkan saat himpunan petani masih berusaha merebut
kekuasaan dari golongan atas. Ketika Cina jatuh ke tangan Kmunis, para petinggi
Komunis segera mencurahkan upaya guna menyediakan lebih banyak pendidikan untuk
anak-anak dan program bebas buta huruf untuk orang dewasa.
Dengan
kecenderungannya yang bersifat praktis kaum komunis mengambil beberapa langkah
spesifik guna memastikan pendidikan dapat digunakan sebagai sarana langsung
untuk mencapai sarana social, dan material.
Ada
unsur khas komunis yang langsung Nampak pada kebijakan pendidikan Cina selama
dasawarsa sesudah daratan Cina dikuasai sepenuhnya oleh pemerintah komunis.
Salah satunya adalah menekankan hubungan sekolah dengan “kehidupan”, lebih
tepat.
Unsur
kedua khas komunis yang terdapat pada kebijakan pendidikan Cina adalah
memasukan ideology politik ke sekolah secara konsisten. Sarana politik, para
guru terpaksa jauh lebih hati-hati daripada muridnya. Karena para guru,
setidaknya guru sekolah menengah dan dosen, kerapkali dicurigai karena
berpendidikan tinggi.
Maka,
sejak komunis berkuasa atas daratan Cina, secara politik pendidikan
diorientasikan dan diintegrasikan dengan kerja. Untuk peran baru bagi sekolah
itu, komite pusat partai komunis pada tahun1958 menempatkan empat prinsip sebagai
pedoman.